Sragen, 25 Juli 2024 – Sebagai upaya meningkatan kualitas hidup masyarakat melaui pengembangan potensi desa, program Kuliah Kerja Nyata (KKN) memiliki inovasi berupa penyedap alami yang terbuat dari jamur tiram sebagai alternatif sehat pengganti MSG. Program ini dilaksanakan di Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen yang memiliki potensi besar dalam pengembangan produk lokal.
Penggunaan MSG pada masakan sehari – hari dan juga jajanan yang dijual di Desa karanganom sangat mudah ditemukan. MSG (Monosodium Glutamate) merupakan salah satu bahan tambahan yang bersifat aditif yang berfungsi sebagai penguat rasa pada makanan. Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia yang tertuang di Peraturan Kepala BPOM RI No. 23 Tahun 2014 mengenai batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan penguat rasa dengan batas aman rata-rata 4-6 gram per hari. Namum, penggunaan dengan batas aman ini cukup sulit dipastikan jika penggunaannya dalam masakan maupun jajanan yang dijual tidak diawasi maupun dikontrol secara berkala.
Program monodisiplin ini menawarkan solusi inovatif dengan memanfaatkan komoditas jamur tiram yang merupakan salah satu potensi desa sebagai alternatif sehat dalam menggantikan penggunaan MSG. Kandungan asam glutamat dalam jamur tiram berperan dalam memberikan rasa umami yang cukup signifikan secara alami. Hal tersebut membuat jamur tiram merupakan bahan dasar yang cocok digunakan sebagai penyedap alami.
Pelaksanaan program kerja ini dilaksanakan dengan menyajikan sosialisasi materi terkait penjelasan MSG, dampak negatif penggunaan MSG, kandungan gizi pada jamur tiram, serta alat dan bahan yang dibutuhkan. Video langkah-langkah pembuatan juga ditayangkan untuk memperjelas proses pengolahan jamur tiram hingga menjadi penyedap alami. Selain itu, juga dibagikan sampel penyedap alami dari jamur tiram yang sebelumnya sudah dibuat agar dapat dicoba pengaplikasiannya pada masakan secara langsung. Sasaran dari program kerja ini merupakan ibu-ibu PKK di Desa Karanganom.
Dengan sosialisasi yang diberikan, masyarakat kini memiliki potensi untuk mengembangkan UMKM berbasis produk lokal yang berkelanjutan. Inovasi ini tidak hanya menjawab kebutuhan konsumen akan alternatif sehat tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Melalui pencapaian ini, diharapkan program KKN ini dapat menjadi inspirasi dan contoh bagi desa-desa lain dalam pengembangan produk berbasis sumber daya lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Penulis : Anindya Pelangi Ariaputri/ Teknologi Pangan/ Fakultas Peternakan dan Pertanian
Dosen Pembimbing :
Ns. Muhamad Rofi’i, S.Kp., M.Kep.
Desa Karanganom, Kecataman Sukodono, Kabupaten Sragen
Reportase Program Kerja Monodisiplin

