Semarang-tp.fpp.undip.ac.id – Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan workshop ketujuh dari konsorsium Food Science and Technology for Sustainable Development in Southeast Asia (FIND4S). Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada pekan ketiga Maret 2025 (25/3) dan diikuti oleh 15 dosen muda Universitas Diponegoro, 40 dosen dari universitas anggota konsorsium di Indonesia, serta 7 dosen dari institusi mitra di Eropa.
Workshop ini merupakan bagian dari proyek FIND4S yang didanai oleh program Erasmus+ Uni Eropa, bertujuan untuk memperkuat kapasitas pendidikan tinggi di bidang ilmu dan teknologi pangan melalui kolaborasi internasional. Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber dari universitas mitra di Eropa yang membagikan keahlian dan pengalaman risetnya dalam bidang teknologi pangan dan bioteknologi, yaitu:
1. Prof. Jan Van Impe – Division Head BioTeC+ dan Course Director BiFTec-FOOD4S, KU Leuven, Belgia, dengan materi berjudul “Introduction to Bioreactors: Upstream and Downstream Processing”. Jan memberikan pemahaman mendalam mengenai pemanfaatan bioreaktor serta tantangan proses industri dari sisi hulu hingga hilir.
2. Dr. Lisa Höhme-Matthes dari Hochschule Anhalt University of Applied Sciences, Jerman, membawakan materi “Introduction to Fermented Food: Dairy and Cheese” yang menekankan pentingnya proses fermentasi dalam pengolahan produk susu, khususnya keju.
3. Dr. Ronald Halim – Engineering Department, University College Dublin, Irlandia, dengan presentasi “Microalgal Biotechnology: Integration of Research Infrastructure and Expertise into Teaching Delivery for Master of Engineering”. Ronald membahas potensi mikroalga dalam sektor pangan dan bioenergi serta bagaimana hasil riset dapat terintegrasi dalam pengajaran tingkat magister.
Dr. Yoga Pratama, dosen Universitas Diponegoro sekaligus Ketua FIND4S untuk wilayah Indonesia, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata sinergi akademik lintas negara yang berdampak langsung pada peningkatan mutu pengajaran. “Kita ingin memastikan bahwa inovasi dalam riset bisa benar-benar terhubung dengan proses belajar-mengajar, tidak hanya berhenti di laboratorium,” tambah Dr Al-Baarri selaku ketua Program Studi Teknologi Pangan.
Sementara itu, Dr. Setya Budi M. Abduh yang bertindak sebagai koordinator tim teknis FIND4S menyampaikan bahwa sesi-sesi yang ditampilkan telah dirancang agar sesuai dengan kebutuhan dosen muda dalam mengembangkan kurikulum berbasis outcome-based education dan pendekatan multidisiplin.
Anggota konsorsium FIND4S dari Indonesia terdiri dari Universitas Diponegoro (koordinator nasional), Universitas Semarang, Universitas Nasional Karangturi, Universitas Tidar, Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, dan Universitas PGRI Semarang. Mitra dari Eropa mencakup Katholieke Universiteit Leuven (Belgia), Hochschule Anhalt University of Applied Sciences (Jerman), University College Dublin (Irlandia), dan Universidade Católica Portuguesa (Portugal).
Workshop ini tidak hanya memberikan pembekalan akademik, tetapi juga mempererat jejaring antara institusi pendidikan tinggi di Asia Tenggara dan Eropa. Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta lebih banyak kolaborasi dalam pengembangan kurikulum, riset bersama, serta pertukaran dosen.

