Semarang-tp.fpp.undip.ac.id – Dalam sesi lanjutan Rare Sugar Congress 2025 di Takamatsu, Jepang, Ms. Jungsook Han, Head of Food R&D Samyang Corporation, kembali mengupas tuntas perjalanan sukses Korea Selatan dalam mendorong pertumbuhan pasar allulose melalui sinergi kebijakan pemerintah dan kontribusi industri. Materi ini menjadi salah satu paparan paling komprehensif dalam simposium, menampilkan data kebijakan, bukti ilmiah, tren pasar, hingga strategi komersialisasi yang terbukti efektif.
Kebijakan Nasional Korea yang Menjadi Fondasi Pertumbuhan Allulose
Sejak 2016, Kementerian Keamanan Pangan dan Obat Korea (MFDS) meluncurkan Sugar Reduction Policy, sebuah kebijakan nasional untuk mengurangi konsumsi gula berlebih. Empat pilar utama kebijakan ini meliputi:
Penetapan target WHO: konsumsi gula <10% energi total Peningkatan label gizi dan informasi nutrisi Inisiatif industri untuk sukarela mengurangi gula Kampanye edukasi dan peningkatan kesadaran konsumen. Sejak 2017, label kandungan gula wajib dicantumkan pada setiap produk pangan.
Kategori produk yang memenuhi klaim sugar reduction diperluas dari tahun ke tahun. Pada 2025, produk susu, bakery, minuman, dessert beku, hingga cokelat dapat mencantumkan klaim pengurangan gula setelah memenuhi syarat penurunan minimal 10%.
MFDS juga melaksanakan komunikasi regulatori, mengumpulkan bukti ilmiah metabolisme allulose, dan membandingkan preseden internasional. Kombinasi ini menjadi dasar hukum pengecualian allulose dari kategori “total sugars” maupun “added sugars”.
Ledakan Produk Rendah Gula dan Produk Berbasis Allulose
Implementasi kebijakan ini terbukti efektif, ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah produk berlabel reduced sugar secara signifikan: 2011–2015: 586 produk 2016–2020: 888 produk 2021–2025: 1.774 produk
Untuk produk allulose, peningkatannya bahkan lebih fantastis: Dari 6 produk (2017) menjadi 567 produk (2024) – CAGR 91,5% Ukuran pasar naik dari 30 MT (2017) ke 10.700 MT (2024) – CAGR 131,5%
Strategi Industri: “Cooking Sweetener” dan Produk Anchor di Minuman
1. Cooking Sweetener untuk Rumah Tangga
Samyang meluncurkan allulose cooking sweetener yang ditujukan untuk penggunaan rumah tangga. Produk ini memanfaatkan kebiasaan kuliner Korea yang sangat mengandalkan keseimbangan manis–asin serta penggunaan sirup untuk tekstur masakan.
Penjualan produk ini melonjak dari tahun ke tahun karena: Dipasarkan sebagai alternatif sehat untuk sirup jagung & oligosakarida Diperkenalkan awalnya untuk segmen sensitif terhadap gula, seperti diet KETO Kemudian diperluas ke populasi umum
Rak ritel di Korea kini memiliki satu lorong khusus cooking sweetener, di mana produk berbasis allulose menempati bagian menonjol.
2. Strategi “Anchor Product” di Industri Minuman
Salah satu pemicu terbesar adalah keputusan merek minuman terbesar Korea yang menggunakan allulose untuk produk unggulan lemon-flavored Zero Cider. Keunggulan rasa allulose (clean taste, no lingering) menjadi alasan utama pemilihannya.
Keberhasilan ini memicu efek domino: Tanpa iklan besar, produk viral melalui word-of-mouth “Zero sugar” menjadi kampanye utama portofolio perusahaan 70% perusahaan minuman teratas kini menggunakan allulose Pasar minuman karbonasi rendah gula melonjak dari 98 juta USD (2019) menjadi 700 juta USD (2024)
Ekspansi Allulose ke Berbagai Kategori Pangan
Korea Selatan kini memperluas pemanfaatan allulose ke berbagai kategori dengan manfaat spesifik: Kategori, Manfaat Allulose, Contoh Produk
Dairy & Ice Cream, dapat Meningkatkan aroma fermentasi, memperbaiki melting Yogurt, ice cream, dan Bakery, serta Menjaga kelembapan, meningkatkan stabilitas mikroba. Pada Muffins, castella, Confectionery dapat Menjaga tekstur lembut, memperkuat rasa buah. Lalu pada Soft candy, jellies, Sauce Dapat Meningkatkan flowability, stabilitas mikroba demikian juga pada Marinades, dressing
Pada 2025, pangsa penggunaan allulose dalam pangan diperkirakan mencapai: 28% bakery 20% dairy & ice cream 5% confectionery 2% sauce sisanya minuman dan kategori lain.
Fenomena “Zero Sugar Fever” di Korea
Setelah sukses di kategori minuman, tren zero sugar meluas ke kategori lain seperti: minuman beralkohol snack biskuit confectionery es krim, Allulose menjadi pilihan default dalam banyak inovasi zero sugar terbaru.
Sebagai penutup, Ms. Han menegaskan bahwa: Pertumbuhan pasar allulose di Korea terjadi karena sinergi antara: Dukungan Kebijakan Pemerintah Pengecualian allulose dari “Total Sugar” & “Added Sugar” Revisi standardisasi label untuk mendorong produk rendah gula Kontribusi Stakeholder Industri Komunikasi efektif dan kampanye edukasi Produk anchor yang memperkenalkan allulose ke pasar massal Perluasan aplikasi ke berbagai kategori makanan
Sinergi kebijakan, data ilmiah, dan inovasi industri inilah yang akhirnya menjadikan Korea salah satu negara dengan pertumbuhan allulose tercepat di dunia.

