Edukasi Pentingnya Pengolahan Limbah Dapur dan Pembuatan Desinfektan

Karanganyar (19/7) Limbah menjadi permasalahan yanag cukup besar di Indonesia saat ini. Berdasarkan data dari KLHK Tahun 2022, jumlah limbah di Indonesia mencapai jumlah sebesar 68,7 ton/tahun dengan jumlah 20,9 ton/tahun berasa dari limbah dapur. Limbah dapur seringkali dianggap sebagai bahan yang tidak berguna, tetapi dengan pengelolaan yang tepat maka limbah dapur dapat diubah menjadi produk lain yang bermanfaat.

Pengelolaan limbah di Desa Kaling masih menggunakan metode pembakaran sampah yang tentunya tidak ramah lingkungan. Pembakaran sampah dianggap sebagai pengolahan limbah yang paling mudah dan tidak menggunakan lahan yang besar. Akan tetapi, pembakaran sampah dapat membahayakan lingkungan dan masyarakat sekitar karena menghasilkan polusi udara yang cukup tebal. Maka dari itu, dibutuhkan pengelolaan limbah sebagai bentuk untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat melalui pengelolaan kembali limbah dapur menjadi desinfektan alami.

Kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan serai (Cymbopogon citratus) menjadi limbah dapur yang sangat mudah ditemukan di Desa Kaling. Kulit jeruk (Citrus aurantifolia) mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, minyak atsiri, dan saponin yang dapat berperan sebagai antimikroba. Serai (Cymbopogon citratus) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, geraniol, dan sitronelal yang dapat berperan sebagai antimikroba. Kedua bahan tersebut mampu membunuh bakteri dan virus. Penambahan cuka sebagai bahan tambahan juga berperan penting dalam fungsi desinfektan.

Kegiatan ini dilakukan bersama dengan ibu – ibu PKK Dusun Dukuh yang berfokus pada demonstrasi pembuatan desinfektan berbahan dasar limbah dapur. Selain itu, dilakukan juga edukasi akan pentingnya mengurangi limbah rumah tangga dan pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Peserta demonstrasi ini sangat antusias saat mengikuti kegiatan terutama saat dilakukanya demonstrasi dan tanya jawab terkait desinfektan alami berbahan dasar limbah dapur. Melalui kegiatan, diharapkan masyarakat dapat lebih paham mengenai pengolahan kembali limbah dapur menjadi produk baru yang bersifat ekonomis. Selain itu, masyarakat dapat milai mengurangi penggunaan bahan atau produk kimia berbahaya dalam produk pembersih.

 

Penulis: Fiana Agistha Rahmanissa/23020121130059/Teknologi Pangan/Fakultas Peternakan dan Pertanian
Lokasi: Desa Kaling, Kecamatan Tasikmadu
DPL: Dr. Ari Prima, S.Pt., M.Si

KKN TIM II UNDIP Tahun 2023/2024

Editor : Media TP UNDIP 2021