Semarang-tp.fpp.undip.ac.id – Tim Drying Research Universitas Diponegoro yang diwakili oleh Prof. Moch. Djaeni dan Dr. Ahmad N. Al-Baarri turut menghadiri The 12th Asia Pacific Drying Conference (APDC) yang diselenggarakan bersamaan dengan The 20th China Drying Conference di Changzhou, China. Kegiatan internasional ini juga menjadi momentum perayaan 50 tahun perkembangan industri pengeringan di Tiongkok (1975–2025).

Konferensi bertema “Green Intelligence Drives the Development of New Quality Productive Forces in Drying Industry” ini diselenggarakan oleh CIESC Chemical Engineering Committee dan China Agricultural University, bekerja sama dengan Drying Equipment Branch of the China General Machinery Industry Association. Sejumlah sponsor industri besar seperti Changzhou Fanqun Drying Equipment Co., Ltd., Tianli Drying Equipment, serta berbagai institusi riset turut mendukung terselenggaranya acara ini.

Acara dibuka dengan sambutan dari berbagai tokoh penting dunia akademik dan industri, antara lain Professor Mujumdar Arun S (Honorary President of the International Society of Drying Science and Technology, Fellow of the Canadian Academy of Engineering, McGill University); Zhongqi Ren, Vice President Beijing University of Chemical Technology; Fang Sun, Vice President dan Secretary-General of China General Machinery Industry Association; Bo Liu, Deputy Secretary of the Party Working Committee dan Director of Administrative Committee of Changzhou Binjiang Economic Development Zone; Taisheng Du, Vice President of China Agricultural University; serta Binghong Fan, Chairman of Changzhou Fanqun Drying Equipment Co., Ltd.

Dalam sambutannya, Binghong Fan menyoroti perjalanan panjang industri pengeringan di Tiongkok yang telah berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir. Ia menyampaikan bahwa, meskipun industri tersebut sempat menghadapi keterbatasan sumber daya dan hambatan teknologi, para profesional pengeringan di Tiongkok terus berinovasi dengan keyakinan untuk menciptakan mesin pengering terbaik buatan negeri sendiri. Semangat kemandirian dan inovasi inilah yang menjadi dasar kemajuan pesat industri pengeringan nasional hingga saat ini.

Sementara itu, Prof. Taisheng Du dari China Agricultural University menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam mempercepat kemajuan riset dan penerapan teknologi pengeringan berkelanjutan. Ia berharap agar seluruh peserta dapat saling bertukar ide, berbagi hasil penelitian, dan memperkuat kerja sama global untuk mendorong pengembangan industri pengeringan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Changzhou dipilih sebagai tuan rumah karena merupakan pusat utama bagi industri mesin dan teknologi pengeringan di Tiongkok. Kota ini menjadi rumah bagi berbagai perusahaan dan lembaga riset yang fokus pada inovasi teknologi pengeringan efisien, penerapan kecerdasan buatan, dan efisiensi energi. Penyelenggaraan konferensi di kota ini mencerminkan peran penting Changzhou dalam mendorong modernisasi industri pengeringan di kawasan Asia Pasifik.

Partisipasi tim Undip dalam forum internasional bergengsi ini menunjukkan komitmen universitas dalam memperkuat riset pengeringan ramah lingkungan dan efisiensi energi, sekaligus memperluas jaringan kolaborasi dengan institusi akademik dan industri di tingkat global. Kehadiran Prof. Djaeni dan Dr. Al-Baarri juga menjadi bagian dari upaya memperkenalkan hasil riset dan inovasi pengeringan Undip yang telah diakui di tingkat nasional maupun internasional.