
Sragen, 29 Juli 2024 – Stunting merupakan penghambatan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dibawah lima tahun (balita) yang ditandai dengan ciri-ciri tinggi badan yang kurang akibat asupan gizi yang kurang. Dalam upaya meningkatkan gizi anak-anak dan mencegah stunting di Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengusulkan ide olahan kuliner dari tempe. Program ini dirancang untuk mengoptimalkan potensi tempe sebagai sumber protein yang terjangkau dan bergizi dalam melawan masalah stunting.
Desa karanganom merupakan urutan ketiga dengan kasus stunting tertinggi di Kecamatan Sukodono. Masalah stunting ini menjadi salah satu tantangan utama dalam kesehatan masyarakat. Salah satu faktor penyebab stunting adalah kekurangan protein yang berperan dalam pembelahan sel selama masa pertumbuhan dan perkembangan balita. Protein dapat bersumber dari hewan maupun tumbuhan. Kesadaran masyarakan akan pemanfaatan tempe menjadi sumber protein tinggi sebagai alternatif protein dengan harga yang relatif lebih terjangkau dari protein hewani terbilang rendah.
Tempe sebagai salah satu sumber pangan lokal dengan kandungan protein yang tinggi dan kaya akan nutrisi menjadi bahan utama dalam program ini karena potensi gizi yang dimilikinya serta ketersediaannya yang melimpah. Tempe dihasilkan dari proses fermentasi yang mengandung prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Daya cerna yang tinggi dari tempe memberi pengaruh terhadap kesehatan pencernaan yang mendukung penyerapan nutrisi secara optimal. Balita dengan sistem pencernaan yang sehat cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih baik dan resiko stunting yang lebih rendah.
Pelaksanaan program monodisiplin ini dilakukan dengan penjelasan materi terkait potensi tempe dalam pencegahan stunting, pembagian leaflet berisi alat dan bahan yang dibutuhkan sekaligus penjelasan langkah-langkah pembuatan tempe katsu, serta pembagian produk tempe katsu yang disajikan lengkap dengan nasi dan selada sehingga masyarakat dapat mencicipi produk secara langsung. Sasaran dari program ini merupakan ibu yang memiliki balita dan ibu hamil, sehingga materi yang disampaikan dapat lebih mudah untuk diterapkan.
Ibu-ibu di Desa Karanganom menyambut baik inovasi tempe katsu sebagai menu alternatif yang lezat dan bergizi. Melalui program ini, masyarakat desa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya protein dan bagaimana tempe dapat membantu pencegahan stunting.
Inovasi menu Tempe Katsu dalam program KKN ini menunjukkan potensi dalam meningkatkan status gizi dan kesehatan anak-anak di Desa Karanganom. Dengan memanfaatkan bahan lokal yang kaya nutrisi, program ini tidak hanya memberikan solusi makanan yang lezat tetapi juga mendukung upaya jangka panjang dalam pencegahan stunting. Melalui program ini, diharapkan terjadi peningkatan dalam asupan gizi anak-anak dan penurunan angka stunting di Desa Karanganom, maupun dapat menjadi ide bagi desa-desa lain dalam menghadapi tantangan gizi dan kesehatan masyarakat.
Penulis : Anindya Pelangi Ariaputri/ Teknologi Pangan/ Fakultas Peternakan dan Pertanian
Dosen Pembimbing :
Ns. Muhamad Rofi’i, S.Kp., M.Kep.
Desa Karanganom, Kecataman Sukodono, Kabupaten Sragen
Reportase Program Kerja Monodisiplin

