Semarang-tp.fpp.undip.ac.id – International Symposium on Rare Sugar (ISRS) yang berlangsung pada 15–19 November di Takamatsu, Jepang, menghadirkan 18 narasumber internasional dari berbagai negara. Salah satunya adalah Dr. Ahmad N. Al-Baarri dari Undip yang turut berperan sebagai pemateri dalam simposium bergengsi tersebut. ISRS tidak hanya menjadi forum ilmiah untuk membahas perkembangan terbaru rare sugar, tetapi juga menjadi ajang penguatan jejaring riset global.

Sebagai bagian dari rangkaian program yang mendukung interaksi antarpeneliti lintas negara, panitia menyelenggarakan Okayama Cultural & Heritage Tour pada 16 November. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman budaya langsung bagi para narasumber sekaligus menciptakan suasana kolaboratif di luar sesi ilmiah.

Tur budaya ini diawali dengan kunjungan ke Washuzan Observatory, lokasi dengan panorama ikonik Laut Pedalaman Seto dan Seto Ohashi Bridge. Peserta juga mengikuti kegiatan pembuatan amulet tradisional Jepang, yang menjadi simbol harapan dan doa dalam budaya lokal.

Rangkaian dilanjutkan menuju Former Nozaki Residence, kediaman bersejarah tokoh yang dikenal sebagai “Salt King”. Di sini, para peserta mempelajari sejarah industri garam Jepang serta pengaruh penting keluarga Nozaki terhadap perkembangan ekonomi wilayah Okayama.

Setelah itu, rombongan mengunjungi Yuga Shrine, tempat peserta menyaksikan ritual tradisional dan menikmati tea & rice cake sebagai bagian dari pengenalan budaya spiritual masyarakat Jepang.

Tur ditutup dengan singgah di Yoshima Rest Area sebelum kembali ke Takamatsu.

Melalui kegiatan ini, para narasumber ISRS—termasuk Dr. Al-Baarri—tidak hanya memperoleh wawasan budaya yang lebih luas, tetapi juga menikmati kesempatan membangun hubungan kolaboratif dalam suasana yang lebih santai, memperkuat jejaring internasional di tengah penyelenggaraan simposium rare sugar yang berlangsung selama lima hari tersebut.