Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan Pemanfaatan Minyak Jelantah

Desa Purworejo, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, menjadi lokasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh Tim II KKN Universitas Diponegoro. Salah satu mahasiswa Teknologi Pangan, Arjin Nursalim memanfaatkan limbah minyak goreng atau minyak jelantah, yang merupakan masalah lingkungan serius, menjadi produk bernilai tinggi berupa sabun cair. Langkah inovatif ini tidak hanya memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

Minyak goreng merupakan bahan pokok yang sering digunakan dalam berbagai rumah tangga dan industri makanan. Penggunaan minyak goreng yang berulang kali menghasilkan minyak jelantah yang sering kali dibuang sembarangan, menyebabkan pencemaran tanah dan air. Program yang diinisiasi oleh Arjin Nursalim mengajarkan cara mengelola minyak jelantah secara efektif dengan mengubahnya menjadi sabun cair, memberikan manfaat ganda bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat.

Tahap pertama dari program ini adalah penyuluhan kepada masyarakat Desa Purworejo tentang bahaya limbah minyak jelantah. Dalam penyuluhan ini, dijelaskan bahwa minyak jelantah yang dibuang sembarangan dapat mencemari tanah dan air, serta menimbulkan risiko kesehatan. Sebaliknya, dengan pengolahan yang tepat, minyak jelantah dapat diubah menjadi sabun cair yang bermanfaat bagi kebutuhan sehari-hari.

Proses pembuatan sabun cair dari minyak jelantah melibatkan beberapa langkah teknis yang sederhana namun efektif. Minyak jelantah yang telah dikumpulkan dari rumah tangga dan UMKM terlebih dahulu disaring untuk menghilangkan kotoran. Setelah itu, minyak tersebut dicampur dengan bahan-bahan kimia seperti Kalium Hidroksida (KOH), bleaching earth, dan air, serta bahan pewangi dan pewarna alami sesuai kebutuhan. Proses ini dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan hasil akhir yang aman digunakan.

Gambar 2. Hasil Akhir Produk Lilin

Dalam pelaksanaan program, Arjin mengadakan serangkaian pelatihan praktis untuk masyarakat. Mereka diajarkan teknik-teknik penyaringan minyak, pencampuran bahan kimia, hingga proses pengemasan sabun cair yang dihasilkan. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan masyarakat tetapi juga memperkuat kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang tepat. Arjin juga menekankan pentingnya demonstrasi penggunaan sabun cair dalam kehidupan sehari-hari. Melalui demonstrasi ini, masyarakat dapat melihat langsung bagaimana sabun cair dari minyak jelantah efektif digunakan untuk mencuci tangan dan alat makan. Demonstrasi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa produk ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.

Keberhasilan program ini diharapkan dapat menciptakan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Desa Purworejo. Dengan pengetahuan baru mengenai proses pembuatan sabun cair, masyarakat dapat memproduksi sabun cair sendiri untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk dijual. Hal ini membuka peluang usaha baru yang dapat meningkatkan perekonomian lokal dan mengurangi ketergantungan pada produk komersial yang lebih mahal.

Salah satu aspek penting dari program ini adalah integrasi teknologi pangan dalam pengolahan limbah minyak goreng. Reaksi saponifikasi, yang digunakan dalam pembuatan sabun cair, memanfaatkan reaksi kimia antara minyak dan alkali untuk menghasilkan produk yang memiliki sifat pembersih. Dalam konteks teknologi pangan, pemahaman tentang proses kimia ini membantu dalam memastikan kualitas dan keamanan produk akhir. Pengetahuan ini penting karena mempengaruhi efektivitas sabun cair dalam menghilangkan kotoran dan mikroorganisme, yang pada gilirannya berdampak pada kesehatan pengguna.

Program ini juga berfokus pada evaluasi kualitas sabun cair yang dihasilkan. Pengujian parameter seperti kekentalan dan stabilitas produk dilakukan untuk memastikan bahwa sabun cair memenuhi standar keamanan dan kualitas. Teknologi pangan memainkan peran penting dalam mengembangkan metodologi pengujian yang akurat, serta dalam menerapkan standar kualitas yang diperlukan produk. Hal ini mendemonstrasikan bagaimana ilmu pangan dapat diintegrasikan dalam pengembangan produk berbasis limbah untuk menciptakan solusi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memenuhi standar kesehatan.

Pengembangan lebih lanjut dari teknologi pengolahan limbah minyak jelantah dapat dilakukan melalui penelitian dan inovasi. Penelitian lebih lanjut dapat berfokus pada peningkatan efisiensi proses saponifikasi, pengembangan formula sabun cair dengan nilai tambah seperti ekstrak herbal atau bahan tambahan alami, dan evaluasi dampak lingkungan dari penggunaan produk. Kolaborasi dengan institusi penelitian dan laboratorium teknologi pangan akan sangat bermanfaat dalam mengeksplorasi potensi inovasi dan meningkatkan keberlanjutan program ini.

Editor : Media TP UNDIP 2021