Edukasi dan Pengenalan Pemadat Minyak

Pengolahan limbah merupakan masalah yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi rumah tangga. Waste and Resource Action Programme (WRAP) mengestimasi bahwa sekitar 70% limbah makanan tahunan berasal dari rumah tangga, hal ini meliputi limbah bekas masak, limbah kemasan makanan, dan limbah organik. Limbah minyak goreng merupakan salah satu limbah organik yang umum ditemukan di lingkungan, khususnya dalam bentuk gumpalan atau tumpahan minyak pada saluran pembuangan air. Kehadiran limbah minyak di perairan dapat berdampak negatif pada lingkungan serta flora dan fauna perairan lokal.

Dalam upaya meminimalisir pembuangan limbah minyak ke perairan dan meningkatkan kesadaran warga akan dampak pembuangan limbah minyak, Mahasiswa dari Tim II Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro melakukan pengenalan dan pelatihan pengolahan limbah minyak goreng sederhana menggunakan pemadat minyak untuk masyarakat Desa Pajomblangan, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan pada hari Jumat, 26 Juli 2024. Inisiatif untuk program timbul dari pengamatan yang menunjukkan maraknya limbah minyak di saluran pembuangan air setempat. Program yang dilakukan merupakan pengenalan dampak limbah minyak bekas terhadap lingkungan, pelatihan penggunaan pemadat minyak, pemberian pemadat minyak dan pamphlet yang berisi informasi terkait.

Pemadat minyak yang digunakan merupakan turunan dari asam stearat, prinsip dari pemadat minyak adalah penambahan agen katalis untuk menggumpalkan dan memadatkan minyak bekas. Pemadatan minyak bekas memudahkan pembuangan minyak dan pengolahan lebih lanjut sebagai bahan organik padat. Pengenalan dan pelatihan pengolahan limbah minyak bekas sederhana menggunakan pemadat minyak di Desa Pajomblangan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga akan dampak limbah minyak bekas dan mengurangi dampak limbah pada lingkungan setempat.