Semarang-tp.fpp.undip.ac.id – Program Studi Teknologi Pangan FPP Undip menggelar kegiatan bertajuk “Coaching Dosen Muda dan Akselarasi Data SISTER” pada [15/7]. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh dosen Teknologi Pangan. Hadir sebagai narasumber tiga guru besar Fakultas yaitu Prof. Priyo, Prof. Anang, dan Prof. Yoyok yang membagikan pandangan penting terkait pembimbingan, pengujian, serta perwalian mahasiswa.
Penilaian Skripsi Lebih dari Sekadar Sidang
Dalam pemaparannya, Prof. Priyo menyampaikan bahwa ujian skripsi bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari rangkaian penilaian akademik yang utuh. “Di luar negeri, ujian akhir adalah sebuah legalitas. Nilai sesungguhnya ada di proses: perencanaan, penyusunan, hingga presentasi,” ujar beliau. Ia menegaskan bahwa skripsi S1 harus tetap menjaga standar akademik meskipun banyak yang memperoleh nilai sempurna.
Prof. Priyo juga mendorong agar ada diskusi penilaian di akhir sidang sebagai mekanisme validasi nilai yang melibatkan transfer informasi antar penguji. Hal ini menurutnya perlu dibudayakan oleh prodi bersama Panitia Ujian Akhir Program (PUAP). Ia juga menambahkan bahwa inovasi dalam skripsi lebih relevan untuk jenjang pascasarjana, sedangkan untuk S-1 fokus utama adalah membangun pondasi akademik.
Masukan dari Bu Etza dan Pak Yoga yang mewakili PUAP juga diapresiasi, terutama terkait trik dan formula penilaian yang dinilai sangat membantu para dosen muda dalam menilai dengan lebih objektif dan adil.
Karier Dosen Muda dan Pengembangan Diri
Sementara itu, Prof. Anang menekankan pentingnya dosen muda menjalani karier kependidikan secara utuh dan penuh integritas. Ia mendorong para dosen muda untuk tetap aktif mencari peluang studi lanjut, terutama program doktoral, dan menjalankan peran dosen secara profesional.
“Dosen harus mulai dari memiliki jabatan fungsional, melaksanakan kewajiban, dan kemudian naik jabatan secara mantap. Di saat yang sama, tetap aktif mengembangkan institusi,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa langkah karier tersebut harus dibarengi dengan doa dan tawakkal.
Lebih lanjut, Prof. Anang mengajak para dosen membentuk pola pikir dan karakter positif: “Mindset yang baik, ucapan yang baik, tindakan yang baik akan membentuk kebiasaan yang baik dan karakter menuju sukses.”
Dalam kesempatan ini, Prof. Anang memberikan transfer knowledge berupa cara pembimbingan skripsi yang baik, strategi mengatasi permasalahan yang sering terjadi, juga cara untuk mengefektifkan waktu bimbingan
Peran Dosen Wali dan Tantangan Komunikasi dengan Gen Z
Prof. Yoyok membahas peran penting dosen wali dalam sistem akademik. Ia mengingatkan agar para dosen memahami kalender akademik, khususnya terkait pengisian dan perubahan IRS. Ia menyarankan untuk mengadakan pertemuan wali secara rutin—di awal, tengah, dan akhir semester—untuk memantau capaian IP kumulatif, serta mendeteksi pelanggaran akademik.
“Anak wali perlu dikumpulkan dan diajak berdiskusi, apalagi saat ini praktikum sudah dibedakan,” jelasnya. Ia juga menyoroti pentingnya komunikasi yang adaptif dengan mahasiswa Gen Z yang kerap menghadapi isu non-akademik. Dalam hal ini, Prof. Yoyok menyarankan pemanfaatan layanan konseling yang disediakan BKM Fakultas.
Tiga Prinsip Kerja Kolaboratif di Teknologi Pangan
Di akhir sesi, Dr AlBaarri selaku kaprodi menegaskan prinsip kerja yang perlu dijaga antar dosen dan civitas akademika: saling percaya, saling memberi peluang, dan saling mengerti.
Akselarasi Data Sister
Dalam sesi ini, Hasniah, MSc Mempresentasikan cara untuk mengisi dokumen penunjang khususnya untuk dosen berpraktisi dan Dosen yang mempunyai kompetensi. Acara ini melengkapi program pengisian data di sistem SISTER oleh dosen teknologi pangan.

