Semarang-tp.fpp.undip.ac.id – International Symposium on Rare Sugar (ISRS) 2025 yang berlangsung pada 15–19 November 2025 di Takamatsu, Jepang, tidak hanya menghadirkan sesi riset dan pengembangan gula langka, namun juga diskusi mendalam terkait kebijakan keamanan pangan internasional. Pada sesi pemaparan yang diikuti Dr. Al-Baarri dari Universitas Diponegoro, narasumber dari Keller & Heckman LLP menyampaikan informasi terbaru mengenai regulasi produk pangan di Amerika Serikat.

Salah satu topik penting yang disampaikan adalah kebijakan baru di negara bagian Texas, di mana pada 22 Juni 2025 Gubernur Greg Abbott menandatangani SB 25 menjadi undang-undang. Regulasi tersebut mewajibkan produsen mencantumkan label peringatan pada produk yang mengandung 44 jenis bahan yang tidak direkomendasikan untuk konsumsi manusia oleh otoritas Australia, Kanada, Uni Eropa, atau Inggris. Aturan ini mengharuskan perusahaan untuk menyesuaikan komposisi produk atau menambahkan label peringatan yang terlihat jelas pada kemasan.

Selain itu, dipaparkan pula perkembangan State GRAS Legislation terbaru di beberapa negara bagian seperti New York, New Jersey, dan Pennsylvania, yang tengah memperkenalkan program state-based GRAS (Generally Recognized As Safe). Di Pennsylvania, produsen diwajibkan melaporkan alasan keamanan bahan yang digunakan untuk kemudian diinput dalam database bahan pangan negara bagian tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk bahan pangan alami yang sudah dikenal luas (well-known natural food product), meskipun standar “well-known” masih menjadi perdebatan.

Melalui sesi ini, peserta ISRS mendapatkan pemahaman lebih luas mengenai dinamika regulasi pangan global yang berpotensi berdampak pada pengembangan produk dan strategi pemasaran industri gula langka di masa mendatang.

Selain diskusi ilmiah dan regulasi, peserta ISRS juga mengikuti tur budaya dan industri, termasuk kunjungan ke pusat kerajinan Sanada-himo di wilayah Kojima, Okayama. Tur tersebut memberikan wawasan mengenai perpaduan tradisi dan inovasi dalam industri kreatif Jepang yang tetap lestari hingga kini.