Semarang-tp.fpp.undip.ac.id – Tim peneliti Drying Research Group Universitas Diponegoro menjadi satu-satunya delegasi dari Indonesia yang berpartisipasi dalam The 12th Asia-Pacific Drying Conference (ADC) yang diselenggarakan bersamaan dengan The 20th China Drying Conference (CDC) di Changzhou, China, pada 26–28 Oktober 2025. Konferensi internasional ini mengusung tema “Green Intelligence Drives the Development of New Quality Productive Forces in Drying Industry.”

Kegiatan resmi dibuka oleh perwakilan Pemerintah Kota Changzhou, pimpinan China Agricultural University, serta tokoh dunia pengeringan seperti Prof. Mujumdar Arun S. dari McGill University, Kanada, yang juga merupakan Ketua Kehormatan International Society of Drying Science and Technology. Pembukaan diisi pula dengan pidato kunci dari Prof. Xiao-Dong Chen (Soochow University), Prof. Vijaya Raghavan (McGill University), dan Prof. Min Zhang (Jiangnan University) yang membahas perkembangan terkini riset dan industri pengeringan global.

Undip melalui perwakilan tim riset pengeringan, yakni Prof. Moch. Djaeni dan Dr. Ahmad Ni’matullah Al-Baarri, mempresentasikan hasil penelitian berjudul “Application of Dehumidified Air for Agriculture Crop Drying.” Riset ini dilakukan bersama Febiani Dwi Utari, Setia Budi Sasongko, dan Andri Cahyo Kumoro dari Departemen Teknik Kimia Undip. Dalam paparannya, tim menjelaskan bahwa penggunaan udara terdehumidifikasi dengan desiccant seperti silika gel dan zeolit mampu meningkatkan efisiensi proses pengeringan pada suhu moderat, menjaga kualitas produk, serta menekan konsumsi energi.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa interaksi antara ukuran pori dan morfologi bahan menentukan kinerja pengeringan. Silika gel terbukti lebih unggul untuk cabai dan bawang merah karena kontrol kelembapannya cepat, sedangkan zeolit lebih efektif untuk moringa dan padi yang memiliki ketahanan difusi lebih tinggi.

Kehadiran Undip sebagai satu-satunya wakil Indonesia dalam konferensi bergengsi ini memperkuat jejaring riset internasional di bidang food drying technology sekaligus menjadi bukti kontribusi nyata Indonesia dalam pengembangan teknologi pengeringan hijau yang efisien dan berkelanjutan.