Gent Belgia-tp.fpp.undip.ac.id – Tantangan ketahanan pangan di Indonesia menuntut penguatan kapasitas pendidikan tinggi dalam membangun sistem pangan yang berkelanjutan dan berbasis data. Menjawab urgensi tersebut, para anggota konsorsium program FIND4S (Enhancing Higher Education Capacity for Sustainable Data Driven Food Systems in INDonesia) secara resmi menyepakati pengembangan kurikulum pendidikan tinggi berbasis sustainable data-driven food systems dalam sebuah forum akademik yang berlangsung di Fakultas Teknik KU Leuven, Belgia.
Acara ini dibuka oleh Prof. Wim Dewulf, Dekan Fakultas Teknik KU Leuven, yang menyampaikan pentingnya kolaborasi internasional dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan riset di bidang pangan dan keberlanjutan. Hadir dalam acara ini Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belgia, Bapak Andri Hadi, serta Atase Pertanian, Ibu Winarti Halim, yang memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif pengembangan kurikulum lintas negara ini.
Dalam sambutannya, Duta Besar Andri Hadi menyampaikan harapan agar pengembangan kurikulum ini dapat menjadi pionir di Indonesia dalam membangun sistem pangan yang berkelanjutan. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan kebutuhan nasional dalam menjawab tantangan ketahanan pangan melalui pendekatan berbasis data dan keberlanjutan.
Dr. Yoga Pratama dari Universitas Diponegoro, selaku Koordinator Nasional FIND4S, menjelaskan filosofi di balik nama dan logo program. Logo dengan simbol padi mencerminkan identitas khas Indonesia, dengan “IND” untuk Indonesia, “F” untuk food, dan “S” untuk sustainability. Program ini bertujuan untuk memperkuat peran pendidikan tinggi dalam membangun sistem pangan berkelanjutan yang terintegrasi ke dalam kurikulum.
Kesepakatan pengembangan kurikulum Food Sustainability ditandatangani secara simbolis oleh Koordinator Proyek Prof. Jan Van Impe dari KU Leuven dan Dr. Yoga Pratama dari Universitas Diponegoro, disaksikan oleh seluruh anggota konsorsium dari sebelas universitas mitra. Dari Indonesia, tujuh universitas yang tergabung dalam konsorsium ini adalah Universitas Diponegoro sebagai koordinator nasional, Universitas Semarang, Universitas Nasional Karangturi, Universitas Tidar, Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, dan Universitas PGRI Semarang. Sementara itu, mitra dari Eropa terdiri atas Katholieke Universiteit Leuven (Belgia) sebagai koordinator proyek, Hochschule Anhalt University of Applied Sciences (Jerman), University College Dublin (Irlandia), dan Universidade Católica Portuguesa (Portugal). Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam pembangunan kapasitas pendidikan tinggi yang mampu menjawab tantangan sistem pangan masa depan secara ilmiah, kontekstual, dan berkelanjutan.