Semarang-tp.fpp.undip.ac.id – Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Gelar Forum Restra dan Renja 2025–2029, Fokus pada Swasembada Pangan dan Ketahanan Pertanian

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Forum Perangkat Daerah untuk penyusunan Rencana Strategis (Restra) 2025–2029 dan Rencana Kerja (Renja) 2026 pada Sabtu, 13 April 2025 di Taruna Budaya. Bertempat di aula pertemuan dinas, forum ini menjadi ajang diskusi mendalam berbagai pihak mengenai arah kebijakan dan tantangan sektor pertanian Jateng ke depan.

Acara ini dibuka pukul 09.00 WIB dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan doa bersama, dilanjutkan dengan penyampaian kebijakan pembangunan pertanian Provinsi Jawa Tengah oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan. Moderator sesi ini adalah Sekretaris Distambun Prov. Jateng, Himawan Wahyu P., SP., MP.

Forum ini turut dihadiri oleh dua pejabat kunci dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, yaitu Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Direktur Jenderal Hilirisasi. Kehadiran keduanya memberikan pandangan nasional tentang arah pembangunan pertanian, dari hulu hingga hilir, sebagai sinergi kebijakan pusat dan daerah dalam rangka mewujudkan swasembada pangan.

Selanjutnya, Ketua TPPD Jawa Tengah memaparkan program kerja gubernur sektor pertanian, dan Outlook Pembangunan Pertanian Jawa Tengah 2025–2029 disampaikan oleh Prof. Dr. Jamhari, SP., MP.

Kontribusi Akademisi dan Generasi Muda

Menandai kolaborasi pentahelix antara pemerintah dan perguruan tinggi, Ketua Departemen Pertanian FPP Undip hadir mewakili Dekan dalam forum ini. Hadir pula para petani milenial seperti Mas Sofyan dan Mas Wiwiet yang menjadi representasi generasi muda dalam pembangunan pertanian berkelanjutan.

Sorotan: Produksi Menurun, Tantangan Meningkat

Dalam paparan forum terungkap bahwa produksi padi menurun dari 9,4 juta ton (2020) menjadi 8,8 juta ton (2024), dengan 18 ribu hektar gagal panen. Hal ini berdampak langsung pada inflasi dan ketahanan pangan. Indeks pertanaman tertinggi tercatat di Pemalang dengan skor 2,59.

Komoditas lain seperti jagung dan kedelai menunjukkan fluktuasi. Jagung berkisar di angka 3 juta ton dengan penurunan produktivitas dari 61,37 ke 61,07 kwintal/ha, sedangkan kedelai mengalami peningkatan produksi dari 43 ribu ton ke 74 ribu ton pada 2024.

Sektor hortikultura juga menghadapi tantangan, meskipun produksi cabai meningkat dari 325 ribu ton ke 449 ribu ton. Tantangan utama meliputi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), alih fungsi lahan, dan perubahan iklim ekstrem di sejumlah wilayah.

Isu Strategis dan Arah Kebijakan

Pertumbuhan penduduk yang diperkirakan mencapai 42 juta jiwa pada 2045 menuntut peningkatan produksi pangan. Penurunan luas lahan baku sawah menjadi 987 ribu hektar dan dominasi petani generasi tua menjadi tantangan serius. Petani milenial hanya mencakup 18%, sedangkan Gen Z baru 1%.

Dalam kerangka program Asta Cita, pemerintah menargetkan perluasan lahan tanam dari 1,7 juta hektar menjadi 2,3 juta hektar. Jawa Tengah sendiri menargetkan produksi padi 9,6 juta ton, jagung 3 juta ton, kedelai 52 ribu ton, cabai 346 ribu ton, dan komoditas lainnya hingga 2025.

Program Prioritas dan Strategi Implementasi

Beberapa program prioritas meliputi kemudahan akses pupuk, penyerapan hasil panen (Bulog membeli gabah langsung di titik panen dengan harga Rp6.500/kg), sistem irigasi modern, asuransi pertanian, penghapusan utang petani, serta pengembangan pertanian modern dan terintegrasi. Termasuk juga skema insentif bagi petani milenial melalui program “petani gajian”.

Strategi utama dirumuskan melalui pendekatan Sapta Usaha Tani, mencakup: peningkatan intensitas tanam, produktivitas, perlindungan produksi, penyediaan air, penggunaan benih unggul, penguatan SDM, hingga perlindungan lahan pertanian.

Rangkaian Acara dan Penutup

Setelah sesi paparan dan diskusi, forum ditutup dengan penandatanganan berita acara yang dihadiri oleh Ketua Departemen Pertanian, Ahmad Ni’matullah Al-Baarri, SPt., MP., PhD sebagai wakil akademisi dari Undip. Rangkaian acara ini menjadi tonggak penting dalam menyatukan langkah strategis berbagai pihak demi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani Jawa Tengah yang berkelanjutan.