Program peningkatan softskill lulusan PSTP telah dilakukan seperti berbagai macam kuliah umum dari industri, magang industri, dosen dari industri, pembekalan pra-wisuda, kegiatan bisnis mahasiswa seperti Labs Milk, Labs Bakery, dan program Kedaireka yang dinaungi oleh Laboratorium Food Processing FPP UNDIP, dapat diunggulkan untuk mendukung pencapaian IKU 1 dan 2 PSTP secara membanggakan, terbukti sebanyak 91% lulusan PSTP mampu bekerja dengan masa tunggu <6 bulan. Namun banyak di antaranya (34%) yang masih dibayar dibawah UMR sehingga masih perlu upaya untuk meningkatkan kapasitas lulusan dan pendekatan dengan dunia industri. Jumlah mahasiswa yang berwirausaha juga relatif sedikit (5%) sehingga perlu diperkuat agar jumlah dan kualitas wirausaha dapat meningkat. Pencapaian IKU 2 PSTP telah mendapatkan nilai melebihi standar capaian, namun ternyata hanya terkonsentrasi pada pelaksanaan matakuliah MBKM, sedangkan program magang industri dinilai masih sangat sedikit (4,2%). Hal ini karena keterbatasan kemampuan dan kemauan dari mitra untuk menjalin kerjasama. Oleh karena itulah, program PKKM ini dimaksudkan untuk menjalin kerjasama dengan lebih terprogram pada mitra yang mempunyai kemauan kuat untuk bekerjasama dengan PSTP. IKU 3 telah dicapai sebanyak 28,57%, dinilai diatas target pencapaian. Angka pada IKU 3 ini adalah karena hanya ada 4 dari 14 dosen yang mempunyai kegiatan di luar kampus secara internasional (dengan Nottingham University UK) maupun kampus lain di Indonesia. Capaian IKU 4 PSTP adalah dinilai telah memenuhi standar capaian, yaitu 46,8% dari target pencapaian sebesar 45%. IKU 5 PSTP tercatat sejumlah 0,61, yang tergolong sangat tinggi dan telah melampaui hampir 3 kali lipat dari standar yang ditetapkan (0,28). Hal ini disebabkan aktifnya dosen PSTP dalam berkompetisi dalam hibah penelitian di universitas maupun di Simlitabmas Kemendikbud.

Pencapaian IKU 6 PSTP tercatat 11,53% yang sangat jauh dari kebutuhan standar IKU (57%). Kondisi ini adalah karena kurangnya komitmen dari pihak mitra untuk berkegiatan bersama PSTP. Tercatat PSTP mempunyai 17 MoU dengan mitra, namun hanya terbatas pada bidang pendidikan saja, tidak sampai pada sharing dana, kegiatan penelitian dan pengabdian bersama, atau bahkan pada pengembangan produk. Hal ini yang kemudian menyebabkan IKU 7 juga jauh dari target, yaitu hanya 21,73% (dari target 44%) karena pihak industri tidak memberikan akses kepada dosen untuk dapat lebih intensif melaksanakan pembelajaran dengan metode problem based learning dan case study. Sebagai IKU terakhir, yaitu IKU 8, PSTP mendapat perolehan skor 0% karena belum terakreditasi internasional, namun tahun 2021, PSTP diajukan universitas untuk mendapat akreditasi ASIIN, sebuah lembaga akreditasi internasional yang diakui pemerintah. Tahun 2022 ini, pihak ASIIN telah melakukan visitasi pada bulan Februari 2022 dan kesimpulan sementara adalah mutlak perlu adanya teaching industry yang dibangun bersama mitra yang kuat untuk mendekatkan pada dunia industri. Hal inilah yang melatarbelakangi perencanaan kegiatan PKKM ini yang menitikberatkan pada perolehan IKU 6, 7, 8 (karena memiliki perolehan nilai IKU yang rendah). PSTP telah memilih 2 mitra kuat yang berasal dari nasional maupun internasional untuk meraih nilai tinggi diatas target pada IKU 6, 7, 8, dapat juga untuk mendongkrak pencapaian IKU 1 dan 2 yang sangat dekat dengan kegiatan MBKM pada pilar 1 dan 4.