Foto: Mahasiswi KKN-T Teknologi Pangan UNDIP bersama kader dan peserta Posyandu RW 01 Kelurahan Tambangan usai demo masak nugget singkong bergizi.
Semarang, 9 Agustus 2025 — Selama ini, singkong kerap dianggap pangan sederhana yang hanya diolah secara tradisional. Padahal, umbi lokal ini kaya karbohidrat, serat, dan berbagai mikronutrien yang bermanfaat bagi kesehatan. Di RW 01 Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen, Semarang, singkong merupakan hasil pertanian yang melimpah, namun sebagian besar hanya dijual mentah saja.
Kondisi ini mendorong Anindita Zhafirah Kurniawati, mahasiswi Program Studi Teknologi Pangan Universitas Diponegoro, menghadirkan inovasi PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berbasis singkong melalui program “SiKepo: Singkong Kaya Potensi” dalam kegiatan KKN-T IDBU Tim 85 Locavore Kelompok 1. Program ini sejalan dengan upaya peningkatan gizi masyarakat dan pencegahan stunting melalui pemanfaatan pangan lokal yang mudah diakses dan terjangkau.
“Singkong di sini melimpah, tetapi jarang diolah menjadi produk bernilai tambah. Saya ingin membuktikan singkong bisa menjadi PMT sehat, murah, dan berpotensi usaha,” ujar Anindita.
Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan Bulan Vitamin Nasional pada agenda Posyandu RW 01. Dalam kesempatan tersebut, Anindita mendemonstrasikan pembuatan nugget singkong bergizi lengkap dengan tips pengolahan yang tepat. Tahap awal pengolahan diawali dengan pra-treatment untuk menurunkan kadar asam sianida (HCN) pada singkong, sehingga produk aman dikonsumsi oleh semua kelompok usia.
Foto: Anindita Zhafirah Kurniawati memaparkan resep nugget singkong bergizi kepada peserta Posyandu RW 01 Tambangan
Foto: Anindita Zhafirah Kurniawati mendemonstrasikan pembuatan nugget singkong bergizi di Posyandu RW 01 Tambangan
Sebanyak 50 potong nugget singkong dibagikan kepada peserta posyandu yang hadir, mulai dari anak-anak, remaja, hingga lansia. Mereka juga menerima poster edukasi dan leaflet resep beserta informasi nilai gizi nugget singkong. Satu potong nugget singkong mengandung sekitar 66 kilokalori (kkal), tanpa daging, tanpa pengawet, namun tetap kaya karbohidrat, serat, dan protein nabati dari bahan pangan lokal.
Salah satu kader posyandu, Bu Ika, menilai inovasi ini menarik untuk variasi menu PMT di masa mendatang. Program SiKepo tidak hanya bertujuan meningkatkan asupan gizi, tetapi juga membuka peluang ekonomi keluarga. Dengan modal terjangkau dan teknik pengolahan sederhana, nugget singkong dapat diproduksi di rumah untuk dijual dalam skala kecil. Gagasan ini lahir dari hasil pemetaan potensi lokal dan diskusi dengan kader posyandu serta kelompok tani Ngudi Makmur RW 01, yang sebelumnya belum memiliki inovasi PMT dari singkong.
Dengan pendekatan sederhana dan solusi aplikatif, SiKepo membuktikan bahwa inovasi tidak harus mahal atau rumit. Dari dapur posyandu di RW 01, singkong yang kerap dianggap biasa dapat menjadi kunci gizi lebih baik sekaligus peluang usaha berkelanjutan.
Penulis: Anindita Zhafirah Kurniawati (Mahasiswa KKN-T UNDIP 2025 – RW 01 Kelurahan Tambangan)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL):
- techn. Asep Muhamad Samsudin, S.T., M.T.
- Dr. Ing. Ir. Suherman, S.T., M.T.