Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan Dampak Konsumsi Gula
Karanganyar (1/8) Makanan dan minuman kemasan menjadi salah satu hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan saat ini. Salah satu alasan maraknya konsumsi makanan dan minuman kemasan adalah kepraktisan dan ragam variasi sehingga banyak orang memilih mengonsumsi makanan dan minuman kemasan. Akan tetapi, dibalik kepraktisan dan variasinya ternyata makanan dan minuman kemasan memiliki dampak negatif serius terkait kesehatan manusia. Gula dan pemanis buatan menjadi komposisi dalam makanan dan minuman kemasan yang bertujuan untuk memberikan rasa manis. Namun, konsumsi gula dan pemanis buatan yang berlebihan menjadi perhatian global karena dapat meningkatkan resiko berbagai masalah kesehatan.
Gula dan pemanis buatan merupakan dua senyawa berbeda dengan kegunaan yang sama, yaitu memberikan rasa manis pada makanan dan minuman. Kedua pemanis tersebut dikategorikan sebagai bahan tambahan pangan yang aman digunakan selama berada di dosis tertentu. Semakin tinggi dosis gula dan pemanis buatan yang digunakan maka semakin tinggi resiko dan efek samping terhadap kesehatan manusia. Beberapa resiko penyakit yang berkaitan langsung dengan konsumsi gula adalah diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.
Kesadaran akan pemahaman mengenai konsumsi gula dan pemanis buatan berlebih serta bahayanya sangat diperlukan bagi masyarakat mengingat Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan jumlah penderita sebanyak 19,5 juta di tahun 2021. Maka dari itu, diperlukan program edukasi bagi masyarakat sehingga lebih waspada dalam konsumsi pemanis sehari – hari. Selain itu, diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Kegiatan edukasi terkait gula, pemanis buatan, serta bahaya nya telah dilakukan pada Jumat, 19 Juli 2024 dengan menghadirkan ibu – ibu PKK dari Dusun Dukuh, Desa Kaling, Kabupaten Karanganyar. Adapun penyampaian materi dilakukan dengan membahas perbedaan gula dan pemanis buatan, dosis aman per hari, dan bahaya kelebihan dosis gula maupun pemanis buatan per hari. Selain itu, ibu – ibu PKK juga diajarkan cara membaca jumlah gula yang terdapat pada suatu produk pangan dan cara membedakan gula (pemanis alami) dengan berbagai jenis pemanis buatan. Melalui kegiatan ini, diharapkan ibu – ibu PKK mampu menyebarluaskan dan mempraktekkan informasi yang telah didapatkan.
Penulis: Fiana Agistha Rahmanissa/23020121130059/Teknologi Pangan/Fakultas Peternakan dan Pertanian
Lokasi: Desa Kaling, Kecamatan Tasikmadu
DPL:
KKN TIM II UNDIP Tahun 2023/2024
Editor : Media TP UNDIP 2021